Thursday, September 22, 2011

Amerika Serikat Raja Kapal Induk Dunia

Steam, Turbine, Diesel, Nuclear 1798 - 2006Untuk postingan kali ini dan juga berikutnya, akan saya ambil dari dua buah buku yang diberikan oleh seorang rekan blogger sebagai tanda persahabatan tulus. Dan sebagai apresiasi yang tulus pula untuk postingan kali ini dan berikutnya akan saya ambil intisarinya dari kedua buku tersebut. Kedua buku yang saya terima tersebut sangatlah bagus dan sangat kaya akan gambar dan semua gambarnya full-colour, informasi yang terkandungnyapun sangat lengkap dan mutakhir. Baiklah untuk kali ini saya akan menampilkan tulisan dari salah satu buku tersebut: The Complete Encyclopaedia of Warships: Steam, Turbine, Diesel, Nuclear: 1798-2006. Namun tentu saya tidak akan menterjemahkan mentah-mentah bagian dari buku tersebut, karena sifat saya yang tidak suka untuk menterjemahkan mentah-mentah. Untuk itu tulisan ini juga akan diperkaya dengan pengetahuan saya sendiri dan juga dari berbagai sumber lain sehingga menjadi sebuah topik tersendiri.
Topik yang saya pilih adalah mengenai kapal induk (aircraft carrier). Kenapa kapal induk? Karena kapal induk selain merupakan kapal terbesar yang berada di jajaran angkatan laut, kapal induk juga memerankan peranan sangat besar dalam perang modern saat ini di mana pengangkutan pesawat2 tempur ke tempat-tempat jauh di belahan bumi lain baik untuk menyerang suatu negara ataupun untuk mempertahankan suatu koloni yang jauh seringkali sangat diperlukan dan tidak dapat dihindarkan. Pembuatan kapal induk selain memerlukan biaya yang sangat besar tentu juga memerlukan teknologi yang sangat canggih terutama kapal induk yang bertenaga nuklir. Tidak heran hingga saat ini hanya empat negara saja yang memproduksi kapal induknya sendiri yaitu: Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Rusia. Inggris dan Perancis memang memerlukan kapal induk karena mereka mempunyai koloni2 yang tersebar di berbagai belahan bumi dan untuk mempertahankan koloni2 tersebut jikalau sewaktu2 diserang. Sementara AS, selain juga mempunyai koloni di lautan Pasifik, mungkin juga digunakan untuk menggulingkan rezim di negara2 lain seperti di Irak yang sudah kita ketahui bersama. Jepang pada Perang Dunia II pernah membuat kapal induk yang cukup banyak dan canggih, namun setelah Perang Dunia II, Jepang tidak pernah lagi membuat kapal induk.
Ok, untuk seksi berikutnya, saya akan menjabarkan secara singkat empat buah kapal induk dari empat negara yang berbeda yang memproduksi kapal induknya sendiri. Mereka adalah: USS Nimitz (Amerika Serikat), HMS Invincible (Inggris), Charles de Gaulle (Perancis) dan Admiral Kuznetsov (Rusia).
USS Nimitz (Amerika Serikat)

Amerika Serikat, tak diragukan lagi, adalah raja kapal induk dunia. Ya, karena negara ini adalah satu2nya di dunia kini yang mengoperasikan kapal induk dalam jumlah banyak yaitu 13 buah dan 11 di antaranya bertenaga nuklir! Armada kapal induk AS adalah: USS Nimitz, USS Dwight D. Eisenhower, USS Carl Vinson, USS Theodore Roosevelt, USS Abraham Lincoln, USS George Washington, USS John C. Stennis, USS Harry S. Truman, USS Ronald Reagan dan USS George H. W. Bush, USS Enterprise. Kesebelas kapal induk AS ini semuanya bertenaga nuklir. AS masih punya 2 kapal induk lagi yang bertenaga konvensional yaitu USS Kitty Hawk dan USS John F. Kennedy.
Nah, sekarang mari kita konsentrasikan kepada USS Nimitz saja agar lebih fokus. Kenapa USS Nimitz? Karena inilah kapal induk paling besar di dunia saat ini, walaupun kapal induk ini bukanlah kapal induk yang terbaru di jajaran angkatan laut AS. Malah kapal induk ini diresmikan tahun 1975 usianya sudah 30 tahun lebih namun masih merupakan kapal induk terbesar di dunia dan juga sudah sarat dengan pengalaman.
Operasi serius pertama yang dilakukan oleh kapal induk ini adalah di tahun 1979 ke Iran, sewaktu Shah Iran yang sekutu dekat AS digulingkan dan merupakan awal masa “Republik Islam Iran” pimpinan Ayatollah Khomeini. Waktu itu masih ada adidaya lain yaitu Uni Soviet sehingga USS Nimitz tentu saja tidak diperintahkan untuk menyerang frontal Iran tetapi untuk melancarkan operasi pembebasan 52 orang Amerika yang disandera di kedutaan besar AS di Tehran yang diberi kode operasi Evening Light yang berakhir tragis dan gagal total karena helikopter yang dipakai untuk membebaskan para sandera mengalami kecelakaan dan jatuh di gurun pasir Iran. Selain itu kapal induk ini juga mempunyai segudang pengalaman lain seperti pada tanggal 19 Agustus 1981, kapal induk ini juga berperan dalam “komfrontasi ringan” dengan Libya di mana pesawat tempur AS menembak jatuh dua pesawat MiG Libya. Misi terbesarnya tentu saja kapal induk ini terlibat dalam dua kali perang teluk yaitu perang teluk pertama yang disebut “Desert Storm” yaitu operasi yang membebaskan Kuwait dari cengkraman Irak di tahun 1991  dan juga perang teluk kedua yang disebut operasi “Iraqi Freedom” yang menggulingkan rezim Saddam Hussein. Namun beberapa kali kapal induk ini juga melakukan misi damai non-militer seperti ikut dalam memeriahkan Olimpiade Seoul 1988 di Korea Selatan yang tentu juga bisa berfungsi sebagai bagian dari pengamanan olimpiade tersebut.
Berikut adalah data Teknis USS Nimitz:
Tipe : Kapal Induk multi peran
Bobot : 97 000 ton Inggris (98 600 ton metrik)
Dimensi : Panjang (333 m)  Beam*) (41 m)  Draft*) (11 m)
Sumber Tenaga : Dua buah reaktor nuklir
Awak : 5621
HMS Invincible (Inggris)
HMS Invincible
Inggris yang pada abad ke-19 merupakan raja lautan dengan sebutannya “Britain Rules The Wave” saat ini hanya mempunyai tiga kapal induk saja yaitu HMS Invincible, HMS Illustrious dan HMS Ark Royal. Ketiga kapal induk ini bertenaga konvensional dan tidak ada yang bertenaga nuklir. Dimensi kapal induk Inggris inipun jauh lebih kecil dibandingkan kapal-kapal induk AS apalagi dibandingkan USS Nimitz. Namun Inggris kini tengah mengembangkan dua kapal induk yang lebih besar, tapi tetap bertenaga konvensional non-nuklir yaitu: HMS Queen Elizabeth dan HMS Prince of Wales.
Nah, kita sekarang kita fokuskan kepada HMS Invincible yang diresmikan penggunaannya tahun 1980 ini. Walaupun pengalaman HMS Invincible tidak sekaya USS Nimitz, namun HMS Invincible ini juga mempunyai pengalaman tempur di Perang Malvinas tahun 1982. Waktu itu bersama-sama dengan kapal induk Inggris lainnya HMS Hermes yang kini sudah pensiun dari angkatan laut kerajaan Inggris dan dibeli oleh angkatan laut India dan diberi nama INS Viraat, berperan besar dalam mendukung Inggris memenangkan perang Malvinas melawan Argentina. Waktu itu kapal induk ini mengangkut 12 helikopter Sea King dan 9 pesawat tempur Sea Harrier yang terkenal waktu itu karena bisa mendarat dan lepas landas secara vertikal.
Berikut ini adalah sedikit data teknis HMS Invincible:
Tipe        :P esawat Induk tipe ringan
Bobot      : 20 400 ton Inggris (20 700 ton metrik)
Dimensi  : Panjang (206 m) Beam*) (27.5 m) draft*) (7 m)
Tenaga   : Konvensional (Turbin gas/bahan bakar karbon)
Awak      : 875
Charles de Gaulle (Perancis)
Charles de Gaulle
Angkatan Laut Perancis saat ini hanya mempunyai dua kapal induk saja yaitu Charles de Gaulle dan Jeanne d’Arc. Jeanne d’Arc sebenarnya adalah kapal induk untuk helikopter saja atau helicopter carrier tepatnya, sehingga banyak pengamat mengatakan bahwa saat ini Perancis hanya mempunyai satu buah kapal induk saja. Namun kapal induk Perancis Charles de Gaulle ini termasuk yang paling baru dan diresmikan tahun 2001 lalu. Dan perlu diketahui bahwa Charles de Gaulle ini adalah satu-satunya kapal induk bertenaga nuklir yang dibuat di luar Amerika Serikat!  Sebenarnya Perancis sebelumnya juga mempunyai dua buah kapal induk yaitu Clemenceau dan Foch masing2 buatan tahun 1961 dan 1963. Namun kini kedua kapal induk tersebut sudah pensiun dari angkatan laut Perancis, dan Foch kini telah dibeli oleh Angkatan Laut Brasil dan dinamai São Paulo. Tetapi kini Perancis tengah membangun satu lagi kapal induk yang sekelas dengan Charles de Gaulle dengan nama proyek Porte-Avions 2 dan diperkirakan selesai sekitar tahun 2014 mendatang dengan menggunakan tenaga non-nuklir atau konvensional.
Charles de Gaulle sendiri pada saat pengembangannya mengalami beberapa kendala. Pada tahun 2000 sebelum diresmikan diketahui bahwa tingkat radiasi di permukaan kapal sedikit di atas ambang keamanan akibat sistem isolasi radiasi dari tenaga nuklirnya kurang baik walaupun dapat segera diatasi. Juga baling-baling (propeller)nya pernah mengalami kerusakan sebelum diresmikan yang mengakibatkan harus digantinya baling-baling tersebut. Tahun 2001, tak lama setelah diresmikan sempat terjadi kebocoran kecil gas beracun yang menyebabkan seorang awak kapalnya pingsan. Namun setelah kejadian2 tersebut Charles de Gaulle hampir dikatakan tidak pernah lagi mengalami gangguan2 yang berarti dan siap mengabdi untuk angkatan laut Perancis.
Charles de Gaulle karena masih baru masih miskin dengan pengalaman tempur. Satu-satunya misi militer yang pernah diikutinya ialah ke lautan Hindia pada saat pasukan koalisi pimpinan AS menggulingkan pemerintahan Taliban di Afghanistan. Sedangkan di Perang Teluk kedua yang menggulingkan presiden Saddam Hussein di Irak, Charles de Gaulle tidak ambil bagian karena waktu itu pemerintah Perancis tidak mau ambil bagian di dalam pasukan koalisi yang dipimpin AS juga.
Berikut ini adalah sedikit data teknis Charles de Gaulle:
Tipe                     : Kapal Induk khusus kelas menengah
Bobot                   : 40 600 ton Inggris (41 250 ton metrik)
Dimensi               : Panjang (261.5 m) Beam*) (64 m) Draft (9.5 m)
Tenaga                : 2 reaktor nuklir ditambah cadangan 4 mesin diesel listrik
Awak                   : 1600
Admiral Kuznetsov (Rusia)
Admiral Kuznetsov
Sungguh ironis, Uni Soviet yang dulu negara adidaya, kini setelah terpecah, dan pecahannya yang paling besar dan kuat yaitu Rusia, kini angkatan lautnya hanya mempunyai satu kapal induk saja yaitu Admiral Kuznetsov atau lengkapnya adalah Admiral Sovetskogo Soyuza Kuznetsov/Адмирал флота Советского Союза Кузнецов. Dahulu Uni Soviet sempat mempunyai kapal2 induk yang ‘ditakuti’ oleh negara2 barat seperti: Minsk dan Kiev. Namun sayang kapal-kapal induk Uni Soviet itu tidak ada yang bertenaga nuklir. Kini, kapal-kapal induk tersebut telah pensiun dari angkatan laut Rusia. Minsk sendiri akhirnya dibeli oleh China namun bukan digunakan sebagai kapal induk aktif tapi lebih dijadikan sebagai monumen angkatan laut saja.
Kapal induk satu-satunya milik Rusia kini, Admiral Kuznetsov, mulai aktif penuh tahun 1995 dan terhitung baru namun tenaga yang dipakai adalah konvensional atau non-nuklir. Kapal induk ini memang masih miskin pengalaman perang karena Rusia sejak pecah tidak pernah terlibat peperangan. Kegiatan kapal perang ini kebanyakan selama ini adalah tur ke berbagai lautan dan juga terlibat dalam latihan pernag hanya itu, apalagi Rusia yang kini juga tengah masih terlibat kesulitan keuangan membuat pengoperasian kapal induk ini juga menjadi terbatas. Admiral Kuznetsov diperkirakan akan tetap mengabdi kepada angkatan laut Rusia minimal hingga tahun 2030.
Berikut ini adalah data teknis sekilas Admiral Kuznetsov:
Tipe                   : Kapal induk kelas menengah
Bobot                 : 67 000 ton Inggris (68 100 ton metrik)
Dimensi             : Panjang (300 m) Beam*) (73 m) Draft*) (38 m)
Tenaga              : Turbin uap, 9 turbogenerator, 6 diesel generator
Awak                 : 1960
_________________________________
Keterangan:
*) Beam = Lebar kapal yang terpanjang. Draft = Kedalaman air (minimun) yang diperlukan agar kapal dapat mengapung (tidak menyentuh dasar).

No comments:

Post a Comment